Jum’at, 11 November 2011. Malam sudah
merangkak jauh. Jam analog dinotebook ungu kesayangan saya
menunjukkan pukul 22.41 Wib. Sempoyong rasanya tubuh ini karena berat di kepala
dan mata saya. Kegiatan full seharian
ini memaksa otak saya bekerja dengan keras. Redaksi, kegiatan, tugas kuliah yang
menumpuk serta obsesi saya memenangkan ajang Moccafest menggebu-gebu dan menyita waktu saya seminggu ini.
Seminggu yang lalu, hari hampir sore.
Ketika penat akibat seharian Ujian Tengah Semester dikampus membuat kalut pikiran saya. Saya berjalan
menuju Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Lampung (Unila). Tanpa sengaja saya menemukan selembar leaflet ajang kreatifitas yang diadakan Kopi ABC berserakan di pelataran acara
Mapala funclimbing di depan gedung
PKM. Saya yang kebetulan adalah penggiat organisasi dibidang penerbitan
tertarik mengikuti ajang ini. Setelah melihat leaflet tersebut, saya memutuskan bertanya untuk informasi lebih
lanjut dan mencicipi satu gelas kecil kopi
ABC Mocca gratis di gerai Mocca yang ada di sekitar acara
tersebut.
Ada empat ajang lomba yang bisa
diikuti. Moccalicious, moccacraft,
moccasitus dan moccapella.
Pilihan saya langsung tertuju pada moccalicious
dan moccasitus. Sesuai hoby saya
memasak dan menulis. Jujur, alasan saya sebenarnya hanya mengetes kemampuan
menulis dan hoby memasak saya. Jika menang, berarti usaha saya berhasil selama
ini. Namun jika saya kalah, bisa
dipastikan masih buruk kemampuan yang saya miliki.
Dengan ramah sore itu seorang Sales Promotion Girl (SPG) di gerai Kopi ABC Mocca memberikan penjelasan
kepada saya tentang syarat dan waktu perlombaan. Saya langsung mendaftar
menjadi peserta lomba dan diberikan selembar leaflet lagi dengan contact
person panitia atas nama Micko.
Berwaktu-waktu saya mencari ide kreatif
untuk memenangkan ajang Moccafest.
Namun, karena kemampuan kreatifitas saya yang minim saya tak juga menemukan ide
tulisan maupun resep kreatif yang bisa saya kirimkan untuk ajang Moccafest. Saya hampir menyerah. Namun
ketika melihat leaflet yang diberikan
wanita cantik tempo hari membuat tak kuasa jari-jari saya untuk menghubungi
Micko via Short Massage Service (SMS).
Entah untuk apa. Saya juga tidak tahu, karena yang saya tanyakan kepada Micko
adalah batas waktu pengiriman karya. Jelas saya sudah tahu apa jawabannya. Karena
wanita cantik SPG di gerai Kopi ABC
tempo hari yang tidak saya ketahui namanya tersebut, sudah memberitahu dan saya
masih mengingatnya.
Setiap orang memang memiliki cara
berbeda untuk memacu semangatnya. Begitu pula saya. Dan malam itu ketika
dipenghujung waktu mendekati waktu batas pengumpulan karya, saya belum menulis
satupun kata di notebook saya. Begitu pula resep makanan. Saya hanya sempat
membeli dua bungkus Kopi ABC Mocca di
warung kecil dekat kampus saya. Hanya itu yang saya persiapkan. Padahal siang
tadi, seseorang panitia menghubungi saya untuk konfirmasi fix tidaknya saya mengikuti ajang Moccafest. Saya sudah terlanjur meng-ia-kan. Dan pantang bagi saya untuk mundur. Namun
naas, saya belum juga mendapatkan secuil pun ide kreatif.
Di dalam kamar, Saya kalut. Saya sempat
terbengong di depan notebook sambil mencoba menulis judul. Bingung. Satu
katapun tidak bisa saya rangkai. Mata kantuk dan otak yang makin lelah membuat
saya makin payah. Saya mencoba mendengarkan musik, mengeluarkan handsfree dari dalam tas dan tanpa
sengaja saya melihat dua bungkus Kopi ABC
Mocca yang sempat saya beli sore tadi. Belum sempat niat memutar musik saya
laksanakan. Saya berjalan menuju dapur. Menghidupkan kompor, memanasi air dan
menyeduh satu bungkus kopi ABC Mocca
ditengah rasa kantuk dan lelah saya.
Jujur, saya memang penyuka produk ABC, seperti sambal, kecap, sampai
terasi. Jika dalam bentuk minuman saya selalu memesan kopi ABC Cappucino. Saya belum pernah meminum Kopi ABC Mocca, dalam satu bungkus. Saya hanya sekali mencicipi
digerai Moccafest tempo hari. Itupun
saya lupa seperti apa rasanya. Mungkin karena dalam jumlah sedikit.
Tapi malam ini, saya mulai menikmati
satu sendok kopi saya. Ternyata kopi ABC
Mocca jauh berbeda dari segi rasa. Campuran, kopi, susu dan moka begitu pas
dilidah saya. Wangi asli kopi robusta yang tertera pada komposisi membuat
kantuk saya seketika hilang. Sambil menunggu kopi saya hangat, lagi-lagi saya
membuka kulkas. Diam sebentar memikirkan apa yang harus saya olah ditengah
malam ini dengan bahan makanan yang memang sudah ada di kulkas. Saya ambil
selembar roti tawar, kulit lumpia, pisang kepok, mentega dan susu kental manis.
Saya mulai membelah pisang kepok, menggorengnya sebentar di atas mentega panas
sampai kekuningan.
Kemudian saya ambil kulit lumpia, dan saya
taburi satu sendok serbuk Kopi ABC Mocca
diatasnya. Saya tutup dengan roti tawar, dan saya taburi lagi serbuk Kopi ABC Mocca diatas roti tersebut.
Saya tutup dengan sepotong pisang yang sudah saya goreng. Saya tuang susu
kental manis sedikit dan saya tutup dari sisi-kesisi kulit lumpia, terakhir
saya goreng dengan mentega cair panas.
Setelah makanan ala saya matang, saya
kembali ke kamar. Saya mulai merangkai kata. Ditemani segelas Kopi ABC Mocca dan satu buah makanan
cantik yang saya beri nama, Banana Sweet Mocca Kress. Tepat pukul
23.55 Wib, Sebuah cerita manis terangkai, saya suguhkan diatas layar notebook
kesayangan saya. Mungkin tidak kreatif. Tapi, saya menulis dengan fakta.
Menceritakan apa yang saya rasakan. Saya akui, saya memang payah. Sangat tidak
kreatif. Namun inilah dua karya saya. Secara tidak langsung, dua bungkus Kopi ABC Mocca ini memberikan inspirasi
cantik untuk saya.
Tidak peduli, apakah cerita ini
diterima atau tidak. Atau mungkin terlalu panjang. Biarlah. Karena ini cerita
saya, bagaimana dengan cerita kamu teman ??? J
Natar, 11 November 2011
23.59 WIB
No comments:
Post a Comment